skripsi2

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A. Latar Belakang Masalah

Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna, tetapi kesempurnaan itu tidak berarti, manakala manusia itu tidak mampu mempertahankannya, dengan jalan beribadah kepada Allah, menjauhi larangan-larangan-Nya serta melaksanakan segala perintah-Nya, sehingga akan terbentuklah pribadi yang taat beribadah dalam hal ini adalah sholat. Sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al Baqarah : 43

(#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨“9$# (#qãèx.ö‘$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$# ÇÍÌÈ )ﺍﻟﺑﻘﺭﺓ)

Artinya :       “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ (Depag RI, 1983 : 16)

Agar manusia tidak jatuh kepada perbuatan yang akan merusak diri sendiri, lingkungan dan masyarakat, maka diperlukan sosok manusia yang mempunyai iman dan ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dibina dan dikembangkan lewat pendidikan, lebih khususnya pada Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengejar pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu adalah bertujuan pembentukan sikap kepribadian muslim, membina anak didik menjadi

C. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Adakah korelasi antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan ketaatan beribadah sholat pada siswa kelas V dan VI SDN Sumberejo 1 tahun pelajaran 2008/2009 ?
  2. Adakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V dan VI SDN Sumberejo 1 tahun pelajaran 2008/2009 ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang penulis hendak capai adalah :

  1. Untuk mengetahui korelasi antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan tingkat ketaatan beribadah sholat pada siswa kelas V dan VI SDN Sumberejo 1 tahun pelajaran 2008/2009.
  2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V dan VI SDN Sumberejo 1 tahun pelajaran 2008/2009.

E. Alasan Pemilihan Judul

Adapun hal-hal yang mendorong penulis memilih judul : ”STUDI KORELASI   ANTARA   PRESTASI   BELAJAR  PENDIDIKAN   AGAMA

insan yang taat beribadah, hal tersebut sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu :

“Meningkatkan ketaqwaan siswa terhadap TuhanYang Maha Esa artinya menghayati dan mengamalkan ajaran Aqidahnya dalam kehidupan pribadi maupun sosial masyarakat, menjadi warga negara yang baik dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. (Ditjen Bimbaga Islam, 1987 : 13)

Mengingat pentingnya pendidikan agama terutama dalam membentuk sikap taqwa mengenalkan mata pelajaran dasar melalui tingkat SD salah satu bukti keberhasilan PAI terutama ketaqwaan menjadikan anak taat beribadah sholat.

Berangkat dari uraian di atas, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh kebenarannya, dan melakukan penelitian di SDN Sumberejo 1 dengan judul:  “KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN TINGKAT KETAATAN BERIBADAH SHOLAT PADA SISWA KELAS V DAN VI SDN SUMBEREJO 1 Tahun Pelajaran 2008/ 2009.

  1. G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh, maka Skripsi ini di susun dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I :       Adalah pendahuluan, yang meliputi : latar belakang masalah, penjelasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, alasan pemilihan judul, hipotesis dan sistematika penulisan.

Bab II :     Adalah landasan TEORI, yang membahas tentang Prestasi belajar yang meliputi pengertian, latar belakang diadakan penelitian, peranan penilaian dalam pendidikan. Pendidikan Agama Islam yang meliputi tentang pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam, Ketaatan Beribadah sholat.

Bab III :    Adalah METODE PENELITIAN, pada bab ini di bahas tentang metode yang digunalan untuk mengadakan penelitian, yang dimulai dari Penentuan Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan data dan dara/ metode analisa data.

Bab IV :    Adalah LAPORAN HASIL PENELITIAN, yang meliputi : Letak Geografis dan Sejarah Perkembangan SDN Sumberejo 1, latar belakang  berdirinya  SDN  Sumberejo 1,  Pelaksanaan   kurikulum

Pendidikan Agama Islam di SDN Sumberejo 1, metode pembelajaran yang digunakan, faktor-faktor penunjang dan penghambat, kegiatan evaluasi belajar mengajar, penyajian dan analisa data serta terakhir adalah analisa data

Bab V :     adalah PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran.

Sedangkan aspek kedua yaitu pengajaran agama itu sendiri. Kepercayaan terhadap tuhan, tidak akan sempurna bila isi dari ajaran-ajaram Tuhan tidak diketahui benar-benar (Zakiyah Darojat:Kesehatan Mental hal :129-130)

Materi Aqidah Akhlak adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Materi agama islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar memahami, menghayati kebenaran agama islam (Drs. H. Nasrul Rusli, SH ;Psikologi Materi ,hal :4)

Yang penulis maksud tersebut di atas adalah suatu mata  pelajaran yang diberikan di MI Muhammadiyah Kartoharjo  Ngawi dengan mendasar pada kurikulum MI.

  1. 1. Tingkat Ketaatan Beribadah

Tingkat ketaatan yang penulis maksud adalah tinggi rendahnya  suatu kepatuhan, kesetiaan, kesalehan. Sedangkan beribadah adalah menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan oleh Aqidah dengan sungguh-sungguh, semata-mata karena Allah. Yang penulis maksud dalam ketaatan beribadah penulis batasi pada masalah-masalah shalat, puasa, membaca Al Qur’an.

  1. 2. Siswa Kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi

Yang penulis maksud dengan siswa kelas IV dan V adalah objek penelitian, yang menurut data-data statistik di MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi.

(Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 866)

  1. 3. MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi.

Adalah suatu lembaga Pendidikan Sekolah Dasar yang bernaung dibawah Departemen Agama (DEPAG) yang terletak di Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah “Suatu kajian secara seksama, melalui sebuah penelitian tentang, hubungan antara prestasi belajar Materi Aqidah Akhlak dengan tingkat ketaatan beribadah pada siswa kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/2008.

  1. H. Rumusan Masalah.

dalam penelitian ini penulis mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai  berikut :

  1. Bagaimana prestasi belajar Materi Aqidah Akhlak pada siswa kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/2008 ?
  2. Bagaimana tingkat ketaatan beribadah pada siswa kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/2008  ?
  3. Adakah hubungan antara prestasi belajar Materi Aqidah Akhlak dengan tingkat ketaatan beribadah pada siswa kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/2008 ?
  4. I. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan yang penulis hendak  capai adalah :

  1. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar Materi Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/  2008.
  2. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketaatan beribadah pada siswa kelas IV dan V  MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/  2008.
  3. Untuk mengetahui hubungan prestasi belajar Materi Aqidah  Akhlak dengan tingkat ketaatan beribadah pada siswa kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/  2008.

A.    Alasan Pemilihan Judul

adapun hal-hal yang mendorong penulis memilih judul : “STUDI KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR MATERI AQIDAH AKHLAK DENGAN TINGKAT KETAATAN BERIBADAH PADA SISWA KELAS iV DAN V MI Muhammadiyah KARTOHARJO Ngawi Tahun Pelajaran 2007/ 2008”.

Dengan alasan sebagai berikut :

  1. Kenyataan masih banyak yang kurang bisa memahami, mengerti dan menghayati serta mengamalkan ajaran Aqidah Akhlak, khususnya dalam ketaatan beribadah. Meski ia telah menerima pelajaran Aqidah Akhlak di sekolah masing-masing.
  2. Belum adanya suatu penelitian yang menyangkut tentang sejauh mana korelasi antara pelaksanaan ibadah dengan prestasi belajar Materi Aqidah Akhlak, pada siswa IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/ 2008.
  1. J. Hypotesa

Hipotesa adalah suatu pernyataan yang kebenarannya masih lemah, sehingga memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenaran pernyataan tersebut. (Sutrisno Hadi, Statistik, hal. 63)

Bertolak pernyataan diatas maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut :

Ha :  Ada hubungan antara Prestasi Belajar Materi Aqidah Akhlak Dengan Tingkat Ketaatan Beribadah Pada Siswa Kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Pelajaran 2007/ 2008”.

Ho :     Tidak ada hubungan antara Prestasi Belajar Materi Aqidah Akhlak Dengan Tingkat Ketaatan Beribadah Pada Siswa Kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Pelajaran 2007/ 2008”.

  1. K. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh, maka Skripsi ini di susun dengan sistematika sebagai berikut :

Dalam Bab I : Adalah pendahuluan, yang meliputi : latar belakang masalah, penjelasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, alasan pemilihan judul, hypotesa dan sistematika penulisan.

Bab II : Adalah landasan TEORI, yang membahas tentang Prestasi belajar yang meliputi pengertian, latar belakang diadakan penelitian, peranan penilaian dalam Materi. Materi Aqidah Akhlak yang meliputi tentang pengertian Materi Aqidah Akhlak, dasar dan tujuan Materi Akhlak, Ketaatan Beribadah yang meliputi pengertian ibadah, ruang lingkup ibadah, makna dan hakekat ibadah.

Bab III : Adalah METODE PENELITIAN, pada bab ini di bahas tentang metode yang digunalan untuk mengadakan penelitian, yang dimulai dari Penentuan Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan data dan dara/ metode analisa data.

Bab IV : Adalah LAPORAN HASIL PENELITIAN, yang meliputi : Letak Geografis dan Sejarah Perkembangan MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi, Sejarah berdirinya MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi, Latar belakang berdirinya MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi  dan sejarah perkembangan MI Muhammadiyha Kartoharjo Ngawi. Pelaksanaan kurikulum Materi Aqidah Akhlak di MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi  yang meliputi Kurikulum MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi, Metode Belajar Mengajar yang digunakan, Faktor-faktor Penunjang dan Penghambat, Kegiatan Evaluasi Belajar Mengajar. Penyajian dan Analisis Data serta yang terakhir adalah Analisa Data.

Bab V : PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini akan membahas landasan teori dari dua kajian dalam penelitian ini, yaitu : “ Prestasi Belajar, Materi Aqidah Akhlak dan Ketaatan Beribadah”. Adapun rinciannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. A. Prestasi Belajar

Sebelum penulis membahas pada masalah-masalah yang berkaitan dengan judul tersebut diatas perlu kiranya penulis memberikan pengertian dan dasar pijakan dalam membahas prestasi belajar.

  1. 1. Pengertian Prestasi

Adanya prestasi belajar tidak akan terlepas dari adanya penilaian atau evaluasi, untuk itu penulis terlebih dahulu memberikan  definisi pengertian penilaian pendidikan secara global.

Menurut  Nasrun Harahap Drs, dalam bukunya Teknik Penilaian Hasil Belajar ialah :

Penilaian Pendidikan adalah penilaian tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat didalam kurikulum.

(Nasrun Harahap, 1979)

Dari pengertian tersebut diatas penulis maksudkan bahwa adanya penilaian itu untuk mengetahui atau mengumpulkan  informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam GBPP atau kurikulum yang ada. Dan disamping itu juga agar pendidik dapat memberikan penilaian baik pengalaman atau kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan sekaligus untuk evaluasi dalam mempertimbangkan hasil serta cara-cara atau metode yang digunakan apakah telah tepat atau belum sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Disamping penilaian itu untuk memberikan gambaran tentang penguasaan bahan pelajaran untuk membimbing adanya pertumbuhan  dan perkembangan murid baik secara kolektif maupun secara individual dan juga untuk mengetahui tentang kelemahan-kelemahan anak didik atau sebaliknya untuk mengetahui tentang keistimewaannya.

Disamping sebagai evaluasi anak didik juga kita gunakan untuk menentukan bahan-bahan yang baru yang hendak diberikan kepada peserta didik secara kelompok maupun individual dan tingkat kematangannya.

  1. 3. Peranan Penilaian Pendidikan

Tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang ditetapkan dalam kurikulum, disusun berdasarkan dari pada tujuan lembaga pendidikan yang bersangkutan, bukan paket dari pusat, namun demikian ada target yang yang talah ditentukan dan harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan dengan demikian tujuan penilaian pendidikan ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan atau data yang hendak digunakan sebagai pembuktian tentang kemampuan anak serta keberhasilan anak dalam mencapai tujuan kurikuler, serta untuk menilai efektifitas  pengalaman – pengalaman yang didapat dalam kegiatan proses belajar mengajar, adapun perannya sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui dan menetapkan kemajuan belajar serta perkembangan anak didik setelah selesai mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
  2. Untuk dapat mengetahui hingga sejauhmana keberhasilan dan metode– metode yang digunakan dan sistem pengajarannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
  3. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, atau titik tolak untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan serta untuk menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh selanjutnya.
  1. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi murid yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pelajaran tertentu.
  2. Untuk keperluan supervisi, baik bagi kepala sekolah maupun bagi tenaga-tenaga teknis  pendidikan yang kompeten.
  3. Untuk keperluan laporan kepada orang tua murid atau kepada petugas- petugas pendidikan yang bersangkutan.
  1. B. Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis membicarakan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam perlu kita mengetahui pengetian pendidikan Islam secara global sebagai titik tolak untuk mengetahui pengertian tentang Pendidikan Agama Islam.

  1. 1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan sebagai suatu istilah yang mempunyai pengertian yang luas dan mencakup pengertian umum dan khusus. Secara umum dapat dikatakan, bahwa pendidikan adalah substansi pergaulan yang baik yang sengaja maupun tidak sengaja yang membawa unsur-unsur pendidikan, baik terjadi pada orang dewasa maupun anak yang masih kecil.

Adapun  secara  khusus  telah  banyak  dikemukakan  oleh  para pakar  atau intelektual dan para ahli yang pada hakekatnya  terdapat

Persamaan prinsip. Disini penulis kemukakakan arti pendidikan dari beberapa ahli sebagai berikut :

1)      Menurut Prof. Dr. Langgulung dlam bukunya : “Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam”. Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu masyarakat, kebudayaan, atau peradaban untuk memelihara kelanjutan hidupnya. (Langgulung, 1980 : 91)

2)      Menurut Drs. M. H. Arifin M.Ed, dalam bukunya : “Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam Di Lingkungan Sekolah dan Keluarga”. Pendidikan adalah usaha orang dewasa dengan secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk formal maupun dalam bentuk non formal. (M.H. Arifin, 1976 : 10)

3)      Menurut Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 1 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” yang berbunyi :

Ayat 1    :     Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI, 2003 : 56)

Dari beberapa pengertian pendidikan di atas, walaupun berbeda dalam susunan kalimatnya, akan tetapi mempunyai maksud yang sama pula, yaitu :

1)      Pendidikan merupakan usaha yang sadar dari manusia kepada manusia dan untuk manusia

2)      Objek pendidikan adalah anak didik (peserta didik) untuk mengembangkan kepribadian serta kemampuan

3)      Pendidikan mempunyai tujuan yang sesuai dengan peradaban, pandangan hidup yang sejalan dengan perkembangan dan pemikiran manusia

Setelah mengetahui pengertian pendidikan, maka selanjutnya kita kaji bagaimana usaha-usaha itu dilaksanakan agar dapat berhasil mencapai tujuan sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, inti dari Pendidikan Agama Islam, yang akhirnya akan melahirkan insane yang berkepribadian dan berkarakter Islam.

2.   Pengertian Pendidikan Agama Islam

Saja. Pendidikan Islam mengembangkan hubungan antara makhluk dengan kholik dan hubungan antara makhluk dengan makhluk lain secara seimbang. Seperti tersebut dalam Al qur’an surat Al qoshosh ayat 77 :

Æ÷tGö/$#ur !$yJ‹Ïù š9t?#uä ª!$# u‘#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u‹÷R‘‰9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šø‹s9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# ’Îû ÇÚö‘F{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä† tûïωšøÿßJø9$# ÇÐÐÈ )ﺍﻟﻘﺻﺺ(

Artinya : “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Depag RI, 1983 : 623)

Menurut beberapa ahli :

1)                  Menurut Drs. Acmadi, Pendidikan Islam adalah Usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keagamaan dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami, dan menghayati serta mengamalkan ajara-ajaran Islam.(Acmadi, 1981 : 10)

2) Menurut Ditjen Bimbaga Islam , Pendidikan Islam adalah Usaha  yang  dilakukan  orang  dewasa  terhadap  anak  didik menuju tercapainya manusia beragama (manusia  yang

Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) (Ditjen Bimbaga, 1987 : 9)

Dari uraian tersebut di atas dapatlah kami simpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah merupakan usaha-usaha untuk membina pribadi yang lebih khusus dalam rangka mengembangkan fitrah keagamaan dan sumber daya insani untuk mengamalkan ajaran Islam menuju kesejahteraan dunia dan akhirat. Dalam arti yang lain bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pendidikan Islam.

3.   Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a.   Dasar

Tiap-tiap lembaga pendidikan baik yang didirikan oleh negara maupun swasta, memiliki dasar-dasar tertentu yang kuat, yang sesuai dengan cita-cita dan filsafatnya, demikian pula Pendidikan Agama Islam bertitik tolah dari ajaran Islam, yaitu Al qur’an dan sunnah rasul (Al hadist).

Dalam Al qur’an surat Al ahzab ayat 36, telah disebutkan :

$tBur tb%x. 9`ÏB÷sßJÏ9 Ÿwur >puZÏB÷sãB #sŒÎ) Ó|Ós% ª!$# ÿ¼ã&è!qߙu‘ur #·øBr& br& tbqä3tƒ ãNßgs9 äouŽzÏƒø:$# ô`ÏB öNÏd̍øBr& 3 `tBur ÄÈ÷ètƒ ©!$# ¼ã&s!qߙu‘ur ô‰s)sù ¨@|Ê Wx»n=|Ê $YZÎ7•B ÇÌÏÈ )ﺍﻻﺣﺯﺍﺏ)

Artinya :    “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak  (pula)  bagi  perempuan  yang  mukmin,     apabila  Allah  dan  rasul-Nya  Telah  menetapkan suatu

Berdasarkan uraian di atas, Pendidikan Islam adalah suatu pendidikan yang memprioritaskan dan menyeimbangkan antara pendidikan jasmani dan rohani berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Pendidikan Islam bersifat menyeluruh aspek kehidupan, baik bersifat duniawi  dan  ukhrowi,  tidak  mementingkan  dunianya  atau akhiratnya

Belajar adalah perubahan tingkah laku, sehingga apabila ada seorang yang dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya, maka ia telah mengalami proses belajar. Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar. Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari porses belajar. Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar tersebut dinamakan hasil belajar atau prestasi belajar.

Winarno Surakhmad, (1984 : 51) mengatakan bahwa hasil pelajaran adalah kebulatan tingkah laku apabila  usaha murid telah menghasilkan

ada sesuatu makna yang menekankan perlunya pendidikan baca tulis dan belajar ilmu pengetahuan yang Islami, dalam Al qur’an surat Al Alaq ayat 1-5 :

ù&tø%$# ÉOó™$$Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ

ù&tø%$# y7š/u‘ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ

zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ )ﺍﻟﻌﻟﻖ)

Artinya :    “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Depag RI, 1983 : 1076)

Dari ayat tersebut di atas, agama Islam mendorong uamatnya untuk menjadi pandai, mulai belajar dengan baca tulis dengan berbagai ilmu pengetahuan lain, yang mendorong umatnya selalu tetap iman, Islam, dan ihsan. Disamping Islam menekankan umatnya menularkan atau memanfaatkan ilmu kepada orang lain. Seperti menurut Al qur’an surat At Taubah ayat 122 :

* $tBur šc%x. tbqãZÏB÷sßJø9$# (#rãÏÿYuŠÏ9 Zp©ù!$Ÿ2 4 Ÿwöqn=sù txÿtR `ÏB Èe@ä. 7ps%öÏù öNåk÷]ÏiB ×pxÿͬ!$sÛ (#qßg¤)xÿtGuŠÏj9 ’Îû Ç`ƒÏe$!$# (#râ‘É‹YãŠÏ9ur óOßgtBöqs% #sŒÎ) (#þqãèy_u‘ öNÍköŽs9Î) óOßg¯=yès9 šcrâ‘x‹øts† ÇÊËËÈ )ﺍﻟﺗﻮﺑﺔ(

Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya      (ke medan perang). Mengapa tidak  pergi dari   tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa                                  orang       untuk    memperdalam   pengetahuan      mereka

tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Depag RI, 1983 : 301)

Surat Al Maidah ayat 67 :

* $pkš‰r’¯»tƒ ãAqߙ§9$# õ÷Ïk=t/ !$tB tA̓Ré& šø‹s9Î) `ÏB y7Îi/¢‘ ( bÎ)ur óO©9 ö@yèøÿs? $yJsù |Møó¯=t/ ¼çmtGs9$y™Í‘ 4 ª!$#ur šßJÅÁ÷ètƒ z`ÏB Ĩ$¨Z9$# 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw “ωöku‰ tPöqs)ø9$# tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÏÐÈ )ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺪ ﺓ(

Artinya :    “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Depag RI, 1983 : 174)

Surat An-Nahl ayat 125 :

#’tAr& ãøBr& «!$# Ÿxsù çnqè=Éf÷ètGó¡n@ 4 ¼çmoY»ysö7ߙ 4’n?»yès?ur $£Jt㠚cqä.Ύô³ç„ ÇÊÈ )ﺍﻟﻧﺤﻝ(

Artinya :    “Telah pasti datangnya ketetapan Allah Maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (Depag RI, 1983 : 421)

Bila penulis kaji dari ayat-ayat tersebut di atas, ada suatu pemahaman, bahwa Islam memerintahkan umatnya untuk belajar juga memerintahkan umatnya serta untuk mengajarkan kepada orang   lain   dengan    cara   atau   metode   pendidikan  yang

Nasruddin Rozak (1971: 1190) “Aqidah ialah iman atau kepercayaan”.

Adapun pengertian akhlak menurut :

Nasudin Rozak (1971 : 39) Akhlak adalah perbuatan suci yang terbit dari lubuk jiwa yang paling dalam, karenanya mempunyai kekuatan yang paling hebat.

Imam Al-Ghozali (Juz 3 : 52) Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa dari padanya timbul peruatan yang mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.

Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa hakekat akhlak menurut Al-Ghozali mencakup dua syarat, pertama perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali didalam bentuk yang sama sehingga dapat menjadi kebiasaan. Kedua perbuatan itu harus tumbuh denagan mudah tanpa pertimbangan dan pemikiran, yakni bukan karena adanya tekanan, paksaan dari orang lain atau bahkan pengaruh-pengaruh dan bujukan yang indah dan sebagainya.

Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian Aqidah Akhlak adalah ilmu tentang keimanan (rukun iman) dan sifat-sifat manusia (akhlak terpuji dan akhlak tercela).

Adapun ruang lingkup pendidikan akhlak adalah

Aqidah : berisi aspek pelajaran untuk menanamkan pemahaman dan keyakinan terhadap Aqidah Islam sebagaimana yang terdapat dalam rukun Iman.

Akhlak : Akhlak terpuji, akhlak tercela, kisah-kisah keteladanan para rasul, shabat rasul, orang shalih.

Nasrudin Rusli, Modul Aqidah Akhlak (1995 : 6) Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar dapat

Ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Q.S. Al-Ahzab : 36) Departemen Agama, Alqur’an dan terjemahan, 256)

Berdasar ayat Al qur’an maka dasar pendidikan Islam adalah mutlak dan tidak dapat digoyahkan lagi. Dalam realita yang kita hadapi dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan Islam sebenarnya dapat dilakukan pada Panca Pusat Pendidikan, kelima pusat pendidikan tersebut adalah : sekolah, keluarga, masyarakat, masjid, audio visual baik elektronik maupun non elektronik.

Jika dilihat pada ajaran Islam, ada sesuatu kewajiban untuk melaksanakan pengajaran Pendidikan Agama Islam, karena pendidikan tersebut juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang harus dipenuhi demi tercapainya kebahagiaan dan kesejahtaraan

Mampu hidup dalam kehidupan yang layak tercapai suatu kondisi umat yang kuat dan sakinah.

Jika dipelajari dengan seksama dari pokok-pokok pendapat dan dasar serta tujuan pendidikan tersebut dilaksanakan, maka dapat penulis tarik kesimpulan sebagai berikut :

1)       Mendidik anak didik yang bertaqwa kepada Allah, berbudi luhur, cakap, dan memiliki keretampilan dan berpengetahuan yang luas mampu mempertahankan hidupnya, hidup bahagia dunia dan akhirat. Sesuai dengan firman Allah dalam Al qur’an surat Al Mujaadilah ayat 11 :

$pkš‰r’¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? †Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râ“à±S$# (#râ“à±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_u‘yŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ )ﺍﻟﻤﺠﺎ ﺪ ﻟﺔ(

Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Depag RI, 1983 : 909)

Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian yang bersifat keagamaan saja tetapi juga pada hal-hal yang bersifat keduniaan, dan sekaligus memandang bahwa dunia ini sebagai persiapan di akhirat.

2)       Pendidikan agama Islam juga menitik beratkan pada akhlak sebagai jiwa dalam pendidikan.

3)       Pendidikan agama Islam menyiapkan manusia-manusia yang profesional serta  hidup mulia sejajar dengan perkembangan iptek

  1. C. Ketaatan Beribadah Sholat

Firman Allah dalam Al qur’an surat Adz dzakariyaat ayat 56 :

$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbr߉ç7÷èu‹Ï9 ÇÎÏÈ )ﺍﻟﺫﺍﺮﻴﺎﺕ(

Artinya :          “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Depag RI, 1983 : 862)

Firman Allah dalam Al qur’an surat al Hajj ayat 77 :

$yg•ƒr’¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qãèŸ2ö‘$# (#r߉àfó™$#ur (#r߉ç6ôã$#ur öNä3­/u‘ (#qè=yèøù$#ur uŽöy‚ø9$# öNà6¯=yès9 šcqßsÎ=øÿè?  ÇÐÐÈ )ﺍﻟﺤﺞ(

Artinya :          “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”. (Depag RI, 1983 : 523)

1.     Pengertian Beribadah Sholat

Perkataan ibadah berasal dari bahasa arab, tetapi telah lazim digunakan dalam  bahasa  Indonesia.  Kadang-kadang  dengan  sebutan

Bila Penulis memperhatikan ayat-ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT, maka nyatalah dalam  ayat  tersebut

memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajaran Islam, serta bevrsedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi jel cvvaslah bahwa pelajaran Aqidah Akhlak adalah pemberian pengetahuan, bimb inv vgan dan pengembangan tentang rukun iman, akhlak terpuji dan akhlak tercel a agar siswa dapat memahami, menghayati dan mengamalkan dalam kehidup van sehari-hari.

  1. 1. Pengertian Prestasi Belajar Materi Aqidah Akhlak

Setelah mengetahui prestasi belajar, pengertian pelajaran Aqidah Akhlak yang penulis paparkan diatas maka dapat kita ketahui bahwa pengertian prestasi belajar Aqidah Akhlak adalah perubahan ingkah laku pada diri siswa setelah mereka mengetahui tentang keesaan dan sifat-sifat tingkah laku yang ditimbulkan dari dalam lubuk hati yang paling dalam.

Dalam hal ini siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang Aqidah Akhlak semata namun lebih ditekankan pada pola perubahan tingkah laku yang lebih baik.

Makhluk manusia dan jin diperintahkan supaya melakukan ibadah (pengabdian) kepada Allah semata-mata. Sesuai firman Allah dalam Al qur’an surat Al Baqarah ayat 21-22 :

$pkš‰r’¯»tƒ â¨$¨Y9$# (#r߉ç6ôã$# ãNä3­/u‘ “Ï%©!$# öNä3s)n=s{ tûïÏ%©!$#ur `ÏB öNä3Î=ö6s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇËÊÈ

“Ï%©!$# Ÿ@yèy_ ãNä3s9 uÚö‘F{$# $V©ºtÏù uä!$yJ¡¡9$#ur [ä!$oYÎ/ tAt“Rr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ylt÷zr’sù ¾ÏmÎ/ z`ÏB ÏNºtyJ¨V9$# $]%ø—Í‘ öNä3©9 ( Ÿxsù (#qè=yèøgrB ¬! #YŠ#y‰Rr& öNçFRr&ur šcqßJn=÷ès? ÇËËÈ )ﺍﻟﺑﻗﺮﺓ(

Artinya :    “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], padahal kamu Mengetahui. (Depag RI, 1983 : 11)

Pada ayat tersebut di atas Allah memerintahkan supaya umat manusia menyembah kepada Allah dengan penuh hikmad, karena Allah telah banyak memberikan nikmat kepada manusia untuk memenuhi hajat hidup. Dalam rangkaian itu kewajiban beribadah merupakan suatu alat mutahir yang mengadung nilai-nilai pendidikan sebagai tanda syukur.

Oleh karena itu program utama dan perjuangan pokok dari segala usaha, ialah pembinaan akhlak mulia. Mereka harus ditanamkan pada seluruh lapisan dan tingkatan masyarakat, mulai dari tingkat atas sampai bawah.

  1. Ketatan Beribadah

Artinya :

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Az- Zariyat 56)

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.

( QS Al Hajj:77) (Al-Qur’an dan Terjemahan, Depag RI, hal. 523)

  1. 1. Pengertian beribadah

Perkataan ibadah berasal dari bahasa rab, tetapi telah lazim digunakan dalam bahas Indonesia. Kadang-kadang dengan sebutan ibadat. Menuruit W.J.S Poerwardaminta dalam Kamus Bahasa Indonesia mengartikan ibadat itu dengan : kebaktian kepada Tuhan atau perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Tuhan. (W.J.S. Poerwodarminto, hal. 367)

Dalam bahasa asalnya, perkataan ibadah diambil dari kata kerja abada artinya menurut ilmu bahasa, merendahakan diri, khidmat, patuh (taat). Dan jika penulis kaji dari istilah seperti juga dalam al Qur’an ada pengertian bahwa ibadah adalah menunjukan kerendahan diri terhadap satu satunya Dzat yang berhak menerima puncak pengabdian, yaitu Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 2 :

Artinya :

Bahwa janganlah kamu meyembah selain Allah. (QS Huud : 2)

Dari rumusan-rumusan tersebut ayat-ayat Al-Qur’an maka jelaslah apa yang dimaksudkan dengan ibadah ialah pengabdian dengan rendah hati dan khidmat kepada Allah SWT dengan jalan mematuhi dan mengerjakan serunya dan menjauhi larangan-larangannya.

Termasuk dalam rangkaian itu juga mencintai kepada Allah dan rasulnya, khusuk dan memohon kepada ilahi, ikhlas beragama, karena atas nikmatnya yang telah diberikan. Mengharap rahmat, berserah diri dan takut akan siksa-siksanya.

Menurut M. Yunan Nasution dalam bukunya peganga hidup, memberikan definisi ibadah. ialah puncak kecintaan, ketundukan dan kerhidhoan kepada Allah yang telah menciptakan makhluk dan alam seisinya. (M. Yunan Nasution, hal 211)

Makhluk manusia dan jin diperintahkan supaya melakukan ibadah (pengabdian) kepada Allah semata-mata. Dimana Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 21-22

Yang harus dimiliki oleh anak didik setelah menyelesaikan suatu proses pengajaran di sekolah. (Ditjen Bimbaga Islam, 1987 : 12)

  1. Dalam filsafat pendidikan Islam : tujuan Pendidikan Islam sebagai perubahan yang diiringi yang diupayakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan pribadinya atau dalam kehidupan masyarakat atau alam sekitarnya. (Ditjen Bimbaga Islam, 1987 : 158)
  1. Abdurrahman an-Nahwawi dan buku prinsip-prinsip dan Meode Pendidikan Islam : Pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan tingkah laku serta emosinya berdasarkan agama Islam, dengan maksud meralisasikan tujuan Islam dalam kehidupan individu dan masyarakat atau dalam bahasa lain seluruh lapangan kehidupan manusia ini. ( Adurrahman an-Nahwawi, 1980 : 50)

Dari beberapa uraian para ahli di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan dari tujuan pendidikan Islam yang didalamnya mengandung proses pengalaman hidup dan kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat, maka tujuan pendidikan Islam tersebut kiranya mampu memberikan beberapa solusi, jawaban pedoman yang sangat sejalan dengan perkembangan dan perubahan dunia. Oleh sebab itu sangat diperlukan pendidikan Islam bagi anak. Sehingga setelah proses kegiatan pendidikan selseai diharapkan peserta didik (anak didik)

Artinya :

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui. (QS Al Baqarah 21-22)

(Al-Qur’an dan Terjemahan, Depag RI, hal. 11)

Pada ayat tersebut diatas Allah memerinthakan supaya umat manusia menyembah kepada Allah dengan penuh khidmat, karena Allah telah banyak memberikan nikmat kepada manusia untuk memenuhi hajat hidup. Dalam rangkaian itu kewajiban beribadah merupakan suatu alat mutahir, yang mengandung nilai-nilai pendidikan sebagai tanda syukur.

  1. 4. Ruang Lingkup Ibadah

Ruang lingkup ibadah itu sangat luas dalam garis besarnya ibadah itu terbagi 2 yaitu ibadah khusu’ (magdhoh) kedua ibadah umum (ibadah ammah). Ibadah khusus ialah ibadah yang diwajibkan kepada setiap muslim yang jumlahnya terbatas dan tata caranya sudah ditentukan seperti : shalat, puasa, zakat dan Haji. Sedangkan ibadah umum (ibadah amah) segala perbuatan kebajikan yang dilakukan dengan niat karena Allah semata-mata.

Kunci terpenting dan menentukan berkaitan denganh ibadah umum adalah niat seperti yang dinyatakan dalam hadist :

Artinya :

Sesungguhnya setiap perbuatan (amal) dilakukan dengan niat dan setipa orang memperoleh keuntungan sesuai dengan niatnya.

(Dimyati Abu Saeri)

Dengan demikian, sasaran dan ruang ligkup ibadah itu tidak terbatas. Pada hakekatnya setiap perbuatan atau perkataan kebajikan yang dilakukan dengan niat karena Allah, itu sudah mengandung nilai ibadah, dengan demikian, segala kegiatan dalam kehidupan dapat dijadikan ibadah asal sesuai dengan peraturan Allah dan dikerjakan karena Allah, dalam hal ini ibadah harus dilakukan dengan mukhlis (benar), sebab banyak orang yang melakukan ibadah karena Allah semata, tetapi ibadah yang dikerjakan itu salah, maka tertolaklah ibadah itu.

Orang senantiasa mengamalkan ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah umum pada umunya mempunyai akhlak baik, sebab mereka sudah terbiasa melatih diri melakukan perbuatan-perbuatan kebajikan, yang menjadi inti dari budi pekerti yang amat mulia. Dalam hal ini penulis kemukakan bahwa ibadah itu mempunyai 2 wajah. Pertama, wajah kepada Allah SWT, menyembah dan berbhakti kepada Allah dengan tujuan mendapat tempat yang mulia, dan yang kedua adalah wajah terhadap dirinya yaitu akan menempa kepada kepribadian yang baik dan utama.

Jika dilihat dari sudut edukatif, bahwa dengan ibadah tersebut dengan sendirinya akan menjadi orang yang mentaati segala perintah Allah dan menjauhi larangan dan kemungkaran serta kejahatan, maka dalam hal ini didapat pengertian dari ayat suci Al-Qur’an bahwa shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar dan orang yang menjauhi perbuatan keji dan munkar itu adalah orang yang mempunyai akhlak.

  1. 5. Makna dan Hakekat Ibadah

Sebagaimana telah kami kemukakan tersebut diatas arti dari ibadah itu sendiri, maka untuk merealisasikan makna dan hakikat ibadah itu, Allah telah memberikan kelebihan-kelebihan kepada manusia agar ketika existensi manusia terwujud perintah yang pertama kali disodorkan kepada manusia adalah beribadah, dengan landasan keikhlasan dalam pengamalannya. Hal tersebut diatas jika kita melihat sejarah masa lalu, bahwa nabi-nabi terdahulu diutus mempunyai misi dan tugas yang sama yaitu menyeru umatnya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Dalam kaitan tersebut diatas, agama Islam tidak lain adalah merupakan hidayah dari Allah bagi umat manusia dalam rangka mengabdi kepada Allah. Menurut pimpinan pusat majlis tabligh dalam bukunya “ Islam dan dakwah pergumulan antara nilai dan realitas” ibadah menurut ajaran Islam bersendi pada dua pengertian pokok :

1)      Pengenalan akan Allah dengan setepat-tepatnya berdasarkan atas kepercayaan (iman) dan keyakinan yang semakin mantap (akhidah), sedemikian rupa sehingga mampu mendorong manusia untuk menjadikan hidup dan kehidupannya hanya untuk beribadah kepada Allah.

2)      Pengertian dan pola bentuk dan jalan kehidupan beribadah sebagaimana dikehendaki oleh Allah SWT. (Islam dan Dakwah, hal. 35)

Untuk merealisasikan makna dan hakekat tersebut Allah SWT telah memberikan hidayah dan petunjuk kepada manusia dengan beberapa kelebihan-kelebihan yang ada pada manusia, yaitu:

1)      Allah mengangkat manusia di bumi ini sebagai kholifah mewakili Allah SWT dalam mengelola dunia ini.

2)      Bahwa kesanggupan manusia di bumi ini di penuhi dengan kemampuan manusia untuk mengemban amanat sebagai kholifatullah fil ardhi.

3)      Dalam kehidupan manusia di dunia ini dalam hidupnya untuk mensejahterahkan serta membuat kemakmuran. Baik dalam sosiologi

kehidupan manusia ataupun menginterprestasikan terhadap alam seisinya.

2.      Ruang Lingkup Ibadah Sholat

Ruang lingkup ibadah itu sangat luas dalam garis besarnya itu terbagi menjadi 2 yaitu ibadah khusus (magdhoh) dan ibadah umum (ghoiru magdhoh). Ibadah khusus ialah ibadah yang diwajibkan kepada setiap muslim yang jumlahnya terbatas dan tata caranya sudah ditentukan seperti : sholat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan ibadah umum (ghoiru magdhoh) segala perbuatan kebaikan yang dilakukan dengan niat karena Allah SWT.

Dengan demikian, sasaran dan ruang lingkup ibadah itu tidak terbatas. Pada hakekatnya setiap perbuatan atau perkataan kebajikan yang dilakukan dengan niat karena Allah SWT itu sudah mengandung nilai ibadah, dengan demikian, segala kegiatan dalam kehidupan dapat dijadikan ibadah asalkan sesuai dengan peraturan Allah SWT dan dikerjakan karena Allah SWT, dalam hal ini ibadah harus dilaksanakan dengan mukhlis (benar), sebab banyak orang yang melakukan ibadah karena Allah SWT, tetapi ibadah yang dikerjakan itu salah, maka bertolak belakang dengan ibadah itu sendiri.

Orang senantiasa mengamalkan ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah umum pada umumnya mempunyai akhlak yang baik, sebab mereka sudah terbiasa melatih diri melakukan perbuatan-perbuatan  kebajikan,  yang  menjadi  inti dari budi pekerti yang mulia.

Dari uraian tersebut diatas, maka dapatlah kami simpulkan sebagai berikut :

1)      Ibadah ialah pengabdian dengan rendah hati hikmat kepada Allah SWT, dengan jalan mematuhi dan mengerjakan serunya dan menjauhi segala larangan-larangannya.

2)      Segala perbuatan dan perkataan kebajikan yang dilkukan dengan niat karena Allah, dapat dijadikan ibadah asalkan sesuai dengan aturan-aturan dan ikhlas karena Allah semata-mata.

3)      Kehidupan ibadah hanya dapat dilaksanakan oleh manusia, apabila manusia itu mau mengusahakan dan memanfaatkan segala potensi yang ada untuk beribadah kepada Allah. Dengan kata lain bahwa pelaksanaan ibadah ada keterkaitan dan keterpaduan antara satu dengan yang lain yang sama sekali tidak dapat dipisah-pisahkan sebagai hubungan vertikal dan horizontal.

Dalam penelitian ini Hipotesis yang diajukan berbunyi : ”Ada hubungan positif antara prestasi belajar Aqidah Akhlak dengan tingkat ketaatan beribadah pada siswa kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/ 2008”.

Artinya semakin baik prestasinya akan semakin baik pula tingkat ketaatan beribadah pada siswa kelas siswa kelas IV dan V MI Muhammadiyah Kartoharjo Ngawi Tahun Ajaran 2007/ 2008..

Dalam kaitan tersebut di atas, agama Islam tidak lain adalah merupakan hidayah dari Allah bagi umat manusia dalam rangka mengabdi kepada Allah. Menurut pimpinan pusat majelis tabligh dalam bukunya “Islam dan dakwah pergumulan antara lain nilai dan realitas” ibadah menurut ajaran Islam bersendi pada dua pengertian pokok :

  1. Pengenalan akan Allah dengan setepat-tepatnya berdasarkan atas kepercayaan (iman) dan keyakinan yang semakin mantap, sedemikian rupa sehingga mampu medorong manusia untuk menjadikan hidup dan kehidupannya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.
  2. Pengertian dari pola bentuk dan jalan kehidupan beribadah sebagaimana dikehendaki Allah SWT. (langgulung, 1980 : 35)

Untuk merealisasikan makna dan hakekat tersebut Allah SWT telah memberikan hidayah dan petunjuk kepada manusia dengan beberapa kelebihan-kelebihan yang ada pada manusia, yaitu :

  1. Allah mengangkat manusia di bumi ini sebagai kholifah mewakili Allah SWT dalam mengelola dunia ini.
  2. Bahwa kesanggupan manusia di bumi ini dipenuhi dengan kemampuan manusia untuk mengemban amanat sebagai kholifahtullah fil ardhi.
  3. Dalam kehidupan manusia di dunia ini dalam hidupnya untuk mensejahterakan serta membuat kemakmuran. Baik dalam sosiologi kehidupan manusia ataupun menginterprestasikan terhadap alam seisinya. (langgulung, 1980 : 231)

Dari uraian tersebut di atas, maka dapatlah penulis simpulkan sebagai berikut :

  1. Ibadah adalah pengabdian dengan rendah hati hikmad kepada Allah SWT, dengan jalan mematuhi dan mengerjakan seruya dan menjauhi segala larangannya.
  2. Segala perbuatan dan perkataan kebajikan yang dilakukan dengan niat karena Allah SWT, dapat dijadikan ibadah asalkan sesuai dengan aturan-aturan dan ikhlas karena Allah SWT.
  3. Kehidupan ibadah hanya dapat dilaksanakan oleh manusia, manusia itu mau mengusahakan dan memanfaatkan segala potensi yang ada untuk beribadah kepada Allah SWT. Dengan kata lain bahwa pelaksanaan ibadah satu dengan yang lain yang sama sekali tidak dapat dipisah-pisahkan sebagai hubungan vertikal dan horizontal.

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan berbunyi : “Ada hubungan positif antara prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan tingkat ketaatan beribadah sholat pada siswa kelas V dan VI SDN Sumberejo 1 Kecamatan Margomulyo Tahun Pelajaran 2008/2009”. Artinya semakin baik prestasi Pendidikan Agama Islamnya akan semakin baik pula tingkat ketaatan beribadah sholat pada siswa kelas siswa kelas V dan kelas VI SDN Sumberejo 1 Kecamatan Margomulyo Tahun Pelajaran 2008/2009”.

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan internalisasi nilai-nilai agama. Guru-guru mata pelajaran Aqidah Akhlak mempunyai kewajiban untuk  memiliki kompetensi yang mensyaratkanya menginterlasasikan nilai-nilai peserta didik. Sebagai sebuah upaya yang mengkait kurikulum tertentu, maka Materi Aqidah Akhlak mau tidak mau terlebih dahulu menyentuh aspek kognitif peserta didik. Dengan demikian, Materi Aqidah Akhlak dapat memberikan pencerahan intelektual kepada peserta didik, sehingga muncul kecerdasan intelektual yang di pengaruhi penerimaan logis akan pentingnya nilai-nilai agama.

Setelah peserta didik mampu menghubungkan aspek kognitif dengan penghayatan sehari-hari, mereka dapat mulai melatih nilai-nilai keagamaan dalam perilaku hidup sehari-hari. Pada tahap inilah Pelajaran Aqidah Akhlak memperlihatkan korelasinya dengan tingkat ketaatan beribadah. Hanya dengan pemahaman kognitif yang memadai, kataatan beribadah dapat dimunculkan.

BAB III

METODE PENELITIAN

Baik tidaknya suatu hasil penelitian ilmiah sebagian besar tergantung kepada teknik pengumpulan data. Oleh sebab itu dalam setiap penelitian, teknik pengumpulan data merupakan alat yang pokok untuk memperoleh data dan untuk menganalisis dan kemudian selanjutnya untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi. Untuk itulah dalam skripsi ini penulis menggunakan beberapa langkah yaitu : Penentuan Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data

  1. A. Penentuan Populasi dan Sampel
    1. 1. Populasi

Penelitian akan dilakukan terhadap siswa SDN Sumberjo 1 Kecamatan Margomulyo tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa secara menyeluruh ada 255 siswa dan terdapat kelas 6 lokal.

Menurut Dr. Husaini Usman, M.Pd pengertian populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran baik kualitatif maupun kuantitatif dari pada karateristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas ( Dr. Husaini, 2003 : 43)

Sedangkan menurut Dr. Suharsimi Arikunto bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian ( Suharsimi, 1986 : 115)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang belajar di SDN Sumberejo 1 Kecamatan Margomulyo.

  1. 2. Sampel

Setelah diketahui sifat populasi yang ada langkah selanjutnya adalah menentukan teknik pengambilan sampelnya. Didalam menentukan sampelnya harus diambil dari suatu populasi namun tidak ada ketentuan yang pasti dan tidaklah ada ketentuan yang mutlak, beberapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi.

Sebagai pedoman dikutip dari pendapat Drs. Suharsimi Arikunto sebagai berikut :

“Untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya merupakan penulisan populasi selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih” (Suharsimi, 1986 : 120)

Sedangkan metode penentuan sampel dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan random sampling. Mengingat bahwa di SDN Sumberejo 1 Kecamatan Margomulyo mempunyai kelas yang bertingkat-tingkat

Berikut ini penulis kemukakan pendapat dari Dr. Husaini Usman yang mengatakan bahwa :

  1. B. Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan data tersebut akan menggunakan suatu atau beberapa metode. Jenis metode yang dipilih dan digunakan pengumpulan data tentunya harus sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan, karena itu kualifikasi pengambilan data perlu dipertimbangkan secara matang agar mencapai hasil yang baik dan valid.

Dalam rangka mencari data tersebut penulis menggunakan metode :

  1. 1. Metode Angket

Adalah teknik atau metode dalam pengumpulan data (pengenalan terhadap diri klien) dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menggunakan bahasa tertulis. Pertanyaan yang diajukan berupa daftar pertanyaan. Dalam metode angket ini respondent di beri kesempatan untuk menjawab, memberi komentar atau mengajukan pendapat terhadap suatu keadaan. Angket ini sebagai metode utama dalam penelitian data yang diungkap dengan metode ini adalah data tentang ketaatan beribadah,

“Tidak statified sampling digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri dari kelompok-kelompok yang bertingkat”. (Husaini, 2003 : 45)

Sedangkan teknik random yang dimaksud adalah memandang bawa semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling ini merupakan salah satu untuk memperoleh sampel yang representatif.

Walaupun sudah ditegaskan bahwa dalam teknik random sampling ini memberi kesempatan yang sama terhadap semua anggota populasi yang ada bukan berarti lantas sembarangan dalam pengambilan sampel akan tetapi harus memperhatikan probalitas yang sama bagi semua anggota untuk dipilih sebagai aggota sampel. Dengan sampel sebagai berikut :

TABEL : 01

HASIL PENENTUAN SAMPEL

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Ket
L P
1. V 24 20 44
2. VI 22 14 36
Jumlah 2 Kelas 46 34 80

sedangkan alat pengukur ketaatan beribadah dengan kategoti Baik Kurang dan Sedang.

  1. 2. Metode Observasi

untuk menulis dan mempelajari objek tempat yang akan diselidiki, baik melalui pengalaman atau catatan.

Jenis observasi yang dipergunakan penulis adalah gabungan-gabungan antara observasi non pertisipan yang dilakukan dimana observasi tidak melibatkan langsung dalam kegiatan yang akan diselidiki, sedangkan observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan dengan menyusun kerangka atau rancangan terlebih dahulu tentang pokok-pokok yang akan diselidiki sebelum terjun ke lapangan.

  1. 3. Metode Dokumentasi

Metode dokmentasi ini penulis gunakan untuk mengungkap atau mengetahui data tentang :

  1. Daftar guru dan data siswa SDN Sumberejo 1
  2. Data tentang prestasi siswa dalam pelajaran PAI
  1. C. Metode Analisis Data

Dalam analisa data terhadap bahan yang telah penulis berhasil kumpulkan penulis menggunkan 2 cara analisa yaitu :

  1. Analisa Pendahuluan

Dalam analisa pendahuluan ini terutama untuk memenuhi tujua pertama dan kedua, dengan menggunakan persentase

  1. Analisa Uji Hipotesis

Dalam hal ini penulis menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment, sebagai berikut :

Keterangan :

rxy =  Koefisien korelasi antara x dan y

x    =  Variabel tingkat prestasi materi Aqidah Akhlak

y    = Variabel tingkat ketaatan ibadah

X   =  Jumlah variabel x

Y   = Jumlah variabel y

n    =  Nilai subjek ( sampel )

Tinggalkan komentar